(sebuah cerpen kisahlama)
Tahun 2004 adalah awal dari rasa ingin tahu saya terhadap Kementerian Keuangan karena pada saat itu ketika saya bermain di rumah teman saya ketika saya masih kelas satu SMA di Yogyakarta,rumah teman saya terletak di kompleks perumahan TNI AU di Pugeran daerah Maguwoharjo Sleman.Sebelum masuk gang rumah itu kami melewati ringroad utara dan sebelum gang masuk itulah terdapat bangunan yang sepertinya saat itu belum selesai dibangun,namun saya sudah mulai takjub dengan bagunan itu.Bangunan inilah nanti yang pada akhirnya akan menjadi Kantor Kepanjangan dari Kementerian Keuangan yaitu sebuah Kantor pelayanan Pajak.Mulai dari situlah saya bertanya pada diri sendiri,”Apakah mungkin saya bisa bekerja di sini?”
Pada tahun 2007 keinginan saya untuk bisa bekerja di Kementerian Keuangan semakin kuat dengan adanya satu sekolah kedinasan yang merupakan penghubung antara saya dan harapan saya.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang merupakan sekolah kedinasan milik kementerian ini.Oleh karenan itu dalam benak saya terbesit keinginan bahwa nanti kalau saya lulus hanya ada dua kampus yang saya inginkan yaitu Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.Namun pada akhirnya hati ini ternyata lebih mengarah pada STAN karena lebih menguntungkan menguntungkan menurut saya karena di samping nol rupiah biaya pendidikan juga ada penempatan kerja tentunya sebagai PNS di Kemenkeu.
Hari demi hari berlalu tak terasa semakin berlalu, akhirnya saya lulus dari SMA.Keiginan saya terhadap STAN semakin kuat.Setelah lulus saya mengikuti berbagai try out dan juga satu bimbingan belajar STAN di jogja.Saya menyadari kalau saya adalah lulusan IPS yang biasa sangat santai dan tidak begitu mempehatikan pelajaran saat SMA,sedangkan yang boleh masuk STAN adalah semua lulusan SMA sederajat,artinya saya harus bersaing dengan anak IPA yang pada umumnya sangat lebih terampil dalam ilmu hitung dan logika dan parahnya itulah modelyang dipakai dalam ujian saringan masuk STAN.oleh karenanya mau tidak mau saya harus belajar lebih giat dari mereka walaupun tetap pada akhirnya saya tidak bisa besaing dalam memperebutkan satu kursi STAN pada tahun 2007.Rasa kecewa yang luar biasa muncul akibat gagalnya masuk STAN ini yang artinya gagal juga saya untuk menuju kemenkeu pikir saya waktu itu.
Setelah itu saya masih tertampung di kampus negeri di jogja karena lolos SPMB.Selama satu tahun lebih saya kuliah di tempat itu,namun masih juga STAN terngiang-ngiang juga pada diri ini.Tahun 2008 datang dan kembali USM dibuka.Dengan mantab saya segera mengikuti lagi.Namun kali ini saya lebih suka belajar sendiri daripada ikut bimbel yang saya kecewa dengan hasilnya pada tahun lalu.Dua minggu saya belajar sendiri berbekal dari bank soal USM dan semangat.saya lebih suka belajar di malam hari sekitar pukul 01.00 WIB karena bisa lebih konsenterasi.Kini saya tidak lagi memikirkan anak IPA sebagai pesaing tapi saya lebih memikirkan kemampuan saya sendiri maka itulah yang saya asah.Saya berkeyakinan tak perlulah berpusing ria memikirkan “mereka” yang terpenting adalah kalau bisa mendapat skor di atas 400 karena angka inilah yang berpotensi membawa saya ke STAN.Jika bisa menembus angka itu saya pasti lolos USM.
Hari H terlah tiba dan saya masih bingung karena blom tahu ruang ujian yang saya tahu hanya lah AA YKPN sebagai lokasi ujian.kepanikan muncul setelah mencari dan tidak menemukannya.Ada hal menarik saat pencarian ini yaitu mungkin ratusan anak duduk sambil berdiskusi di kiri kanan saya di sepanjang jalan pencarian ruang,sedangkan saya santai dalam tiu tapi panik karena belum menemukan ruang juga.akhirnya setelah beberapa kali jalan ke sana-sini dan tanya orang-orang juga satpam kampus sampai juga di ruang ujian.di ruangan ini juga nantinya saya juga akan mengawasi anak-anak yang ingin masuk stan dalam acara try out Keluarga Mahasiswa (STAN) Yogyakarta atau KaMY setelah saya memperoleh kursi pada nantinya.Saat ujian berlangsung saya merasa soalnya cukup mudah karena saya sudah cukup hafal dengan tipe soalnya dan cara menjawabnya terlebihh lagi ada beberapa soal yang sama sehingga tanpa harus menghitung saya sudah tahu jawabannya.wal hasil saya selesai mengerjakan soal USM dan sepertinya hanya ada 3 soal yang belum ter isi tapi anehnya waktu ny tersisa entah berapa menit waktu itu pada hal pada tahun 2007 waktu sangat kurang dan mungkin ada sekitar 40 soal yang kosong.saya merasa ini luar biasa dan mungkin inilah buar dari keringat saya dengan doa dan usaha sungguh-sungguh yang telah saya lakukan.Singkat cerita pada waktu pengumuman saya menuju Balai Diklat Keuangan III Yogyakarta untuk mengetahui hasil USM.Di papan itu banyak nama yang tercatum dan dinyatakan lolos seleksi dengan lokasi pendidikan Jakarta.Saya mencari cukup lama dan ternyata tidak ada nama saya.Rasa murung dan kecewa muncul lagi seperti tahun sebelumnya.Kini pupus lagi harapan untuk kedua kalinya walaupun masih ada satu kesempatan lagi untuk ikut USM ketiga yang merupakan USM terakhir yang bisa saya ikuti.Dalam kekecewaan itu saya kembali membaca ulang nama demi nama yang dinyatkan lolos seleksi.Barulah saya sadar kalau daftar nama itu urut sesuai nomor peserta pada BPU (bukti peserta ujian)saya buka kartu BPU dan saya lihat nomornya dan melihat nomor-nomor di papan.Jika nomor terloncati berati sama artinya kalau yang bersangkutan tidak lolos.Terlihat sekali banyak nomor terloncati artinya banyak bahkan jauh lebiih banyak yang gagal dari pada yang diterima dalam seleksi USM STAN.Akhirnya seperti terjadi sebuah keajaiban,mata saya terhenti pada satu nomor dan nama dicetak besar semua RUDOLF spesialisasi D3 AKUNTASI PEMERINTAHAN lokasi pendidikan JAKARTA.Itu adalah nama saya yang artinya saya lolos seleksi USM dan berhak satu kursi di kapus plat merah itu dan berati pula jalan menuju Kementerian Keuangan semakin cerah dan terbuka lebar untuk saya.Di sini lah letak kebanggaan saya atas Kementerian Keuangan karena lolos seleksi kalau tidak salah 500 an lolos dari sekitar 12.000 an pendaftar USM ini di tahun 2008 di jogja dan sekitar 2300 diterima dari sekitar 95000 an pendaftar USM STAN skala nasional.Terlebih lagi saya anak IPS yang dalam belajar tentu sangat berbeda dengan anak IPA.Namun ternyata bukan itu sebagai penentu dari sebuah keberhasilan.Keberhasilan sepertinya lebih menyukai usaha nyata daripada sebuah pandangan yang belum tentu jelas kebenarannya.Kini saya sudah semester lima yang merupakan tahun terakhir saya berada di kampus plat merah ini sebagai mahasiswa D3.Seandainya dua Drop out saat UAS dapat saya lalui makawisuda dapat saya ikuti dan potensi untuk bekerja di Kementerian Keuangan akan semakin terealisasi.Karena jalan ini penuh dengan perjuangan saat membutuhkan perjuangan maka setelah bekerja nanti saya akan bangga mengatakan,”Saya bangga menjadi pegawai Kementerian Keuangan” sesuai dengan usaha yang telah saya lakukan....(bersambung)